ResensiNovel Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai: Kisah Romantis yang Mengharu Biru. Related Posts. Caramantap. Sebutkan Cabang-Cabang Fisika Medis dan Jelaskan Penerapannya. Caramantap. Bagaimana Cara Fotocopy. Caramantap. Perbedaan Akhlak dan Karakter: Apa yang Membedakan Keduanya?
Cerita di Balik Novel Senja Hujan dan Cerita yang Telah UsaiNovel Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai adalah novel karya Lina Farida yang dirilis pada tahun 2023. Novel ini bercerita tentang kisah cinta antara seorang gadis yang bernama Ainun dan seorang laki-laki yang bernama Rizky. Keduanya bertemu dalam kehidupan mereka yang berbeda dan saling mengejek. Meskipun mereka berbeda, mereka punya satu hal yang sama, yaitu cinta. Mereka pun bersatu dalam kisah cinta mereka yang penuh liku. Novel ini menceritakan bagaimana Ainun dan Rizky bersama-sama menembus semua rintangan yang ada di antara mereka, termasuk perbedaan kelas sosial dan budaya. Novel ini juga menceritakan bagaimana cinta mereka berkembang dan berubah dari waktu ke waktu, melalui kedua karakter utamanya Ainun dan Moral di Balik Novel Senja Hujan dan Cerita yang Telah UsaiNovel Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai mengajarkan nilai-nilai moral. Di dalam novel ini, Ainun dan Rizky menunjukkan bahwa perbedaan budaya dan kelas sosial tidak membuat mereka putus asa. Mereka tetap saling menyayangi dan mencintai satu sama lain dalam menghadapi rintangan yang ada. Novel ini juga mengajarkan bahwa cinta bisa berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Selain itu, novel ini juga mengajarkan bahwa cinta bisa membawa kebahagiaan dan kedamaian. Novel ini juga mengajarkan bahwa cinta bisa membawa kita untuk mencapai tujuan kita. Novel ini juga mengajarkan bahwa cinta bisa menghilangkan rasa sakit dan rasa takut dalam hidup Karakter dan Perkembangan Cerita dalam Novel Senja Hujan dan Cerita yang Telah UsaiKarakter utama dalam novel ini adalah Ainun dan Rizky. Ainun adalah seorang gadis yang berasal dari keluarga miskin, sedangkan Rizky adalah seorang laki-laki yang berasal dari keluarga kaya. Keduanya bertemu dalam masa-masa sulit, dan mereka pun menemukan cinta di antara mereka. Meskipun Ainun dan Rizky berasal dari kelas sosial yang berbeda, mereka tetap saling menyayangi dan mencintai satu sama lain. Perkembangan cerita dalam novel ini juga sangat menarik dan menyenangkan. Novel ini bercerita tentang bagaimana Ainun dan Rizky bersama-sama menghadapi rintangan yang ada di antara mereka, termasuk perbedaan kelas sosial dan budaya. Novel ini juga bercerita tentang bagaimana cinta mereka berkembang dan berubah dari waktu ke waktu, melalui kedua karakter utamanya Ainun dan Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai adalah novel yang sangat menarik dan menyenangkan. Novel ini menceritakan tentang bagaimana Ainun dan Rizky menemukan cinta di antara mereka dan bagaimana cinta mereka berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Novel ini juga mengajarkan banyak nilai-nilai moral, seperti menghargai perbedaan, menghormati orang lain, dan menghargai cinta. Novel ini adalah novel yang bagus dan layak dibaca oleh semua orang.
novelSenja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra adalah hipogram dan novel Hujan karya Tere Liye sebagai transformasi. Pada tema dan alur, tranformasi novel Hujan sedikit meneruskan dan banyak menyimpangi hipogramnya. Kata kunci : intertekstual; hipogram; transformasi ABSTRACT
Judul Buku Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai NO. ISBN 979-794-499-9 Penulis Boy Candra Penerbit Media Kita Tanggal Terbit 16 Juni 2015 Jumlah Halaman 239 halaman Dimensi 19 x 13 cm Kategori Nonfiksi UNSUR INTRINSIK ü Tema Cerita Cinta Masa Lalu Yang Telah Selesai Alur yang digunakan dalam buku ini adalah alur campuran. Kisah dalam buku ini menceritakan penulis yang mengenang masa lalunya, kemudian penulis bangkit dari masa lalunya dan menjadikan kisah masa lalunya sebagai pelajaran untuk kehidupan selanjutnya. Dalam buku ini, penulis menceritakan dirinya sendiri dan kisah percintaan dalam kehidupannya. Penulis adalah sosok yang suka mengenang masa lalunya. Ia sangat memperjuangkan cintanya. Ia sibuk bekerja untuk menata kehidupan masa depan bersama orang yang dicintainya, namun sayangnya orang yang dicintainya tidak bisa memahami kesibukan penulis. 2. Seseorang yang dicintai penulis Seseorang yang dicintai penulis mempunyai sifat yang kurang dewasa. Ia adalah sosok yang kurang bisa mengerti dan memahami kesibukan penulis, sehingga ia memilih pergi meninggalkan penulis. Ia pun terlalu menuntut penulis untuk menjadi seperti yang ia inginkan. 3. Kekasih baru seseorang yang dicintai penulis v Suasana bahagia ketika penulis bersama orang yang dicintainya v Menyakitkan, ketika orang yang dicintai penulis lebih memilih pergi meninggalkan penulis 1. Jadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga untuk kehidupan kita selanjutnya 2. Belajar ikhlas dalam menjalani kehidupan ini. 3. Memaafkan masa lalu dan memulai kehidupan baru dengan cerita yang baru 4. Belajar untuk tidak mengkhianati seseorang 5. Setelah mengenang masa lalu, kita harus menjadi lebih baik 6. Belajar menyabarkan hati, bahwa perasaan lelah tidak akan sia-sia saja, bahwa segala rindu yang terasa akan menemukan bahagia pada waktunya 7. Saling memahami kesibukan masing-masing 8. Jangan memaksakan diri untuk menjalani hal yang memang tidak membuat kita nyaman 9. Tidak perlu iri melihat orang lain dengan cara mereka. Sebab, cinta punya caranya sendiri untuk bahagia. 10. Jangan terlalu menuntut seseorang untuk menjadi seperti yang kita inginkan Sudut pandang yang digunakan dalam buku ini adalah sudut pandang orang pertama. Dalam buku ini, penulis menjadi pelaku utama dengan menggambarkan kisah percintaan dalam kehidupannya secara detail. Gaya bahasa yang dipakai dalam buku ini adalah gaya bahasa yang indah bagai puisi, namun mudah dipahami tanpa kesan bertele-tele. Bahasa yang sederhana namun terkesan puitis. ANALISIS DAN RESENSI Buku berjudul “Senja, Hujan, dan Cerita Yang Telah Usai” karya Boy Candra merupakan buku yang diangkat dari pengalaman pribadi penulis. Lewat bukunya, penulis menceritakan tentang kisah percintaan dalam hidupnya. Kisah-kisahnya tersampaikan dengan jelas dan menarik. Pengalamannya dari mulai jatuh cinta, mencintai diam-diam, mencintai sahabat sendiri, mengenang masa lalu, bahkan patah hati sangat menyentuh pembacanya. Yang menjadi kelebihan dari buku ini adalah cover dan sinopsis bagian belakang buku ini. Penampilan cover yang sederhana dengan judul “Senja, Hujan dan Cerita Yang Telah Usai” sangat menarik perhatian. Pilihan kata yang bagus pada sinopsis di belakang buku membuat saya tertarik dan penasaran dengan buku ini sehingga saya ingin mengetahui lebih lanjut apa yang ada di dalam buku ini. Penyisipan kata-kata inspiratif quote dalam buku ini begitu menarik. Banyak quote- quote bagus yang menginspirasi saya. Isi buku ini juga menginspirasi saya untuk belajar menerima sebuah kenyataan tentang cinta. Selain kata-kata inspiratif dan isinya, desain ilustrasi dalam buku ini pun menambah nilai kesan yang bagus mengenai buku ini. Di dalam buku ini juga terdapat banyak pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca, salah satunya kita harus belajar ikhlas dalam menjalani hidup ini. Semua sudah diatur sedemikian rupa oleh Tuhan. Termasuk jodoh kita pun telah ditentukan oleh Tuhan. Buku ini juga mengajarkan kita untuk memaafkan dan memulai kehidupan yang baru dengan cerita yang baru. “Mari mengenang, tapi jangan lupa jalan pulang. Sebab, setelah tualang panjang ke masa lalu, kamu harus menjadi lebih baik, dan, mulailah menata rindu yang baru.”Kita boleh mengenang masa lalu, tetapi jangan lupa jalan untuk kembali. Setelah mengenang kisah masa lalu, kita harus menjadi lebih baik dan menjadikan pengalaman di masa lalu sebagai pelajaran hidup untuk menjalani kehidupan kita selanjutnya. Buku ini menggunakan gaya bahasa yang indah bagai puisi, namun mudah dipahami tanpa kesan bertele-tele. Bahasa yang sederhana namun terkesan puitis. Penuturan yang jelas, cukup lugas dan jujur, serta dengan penyajian yang menarik membuat buku ini lebih mudah diterima pembaca, sehingga mampu menciptakan kesan positif yang mendalam di hati pembaca. Alur yang digunakan dalam buku ini adalah alur campuran yang terkesan sedikit membingungkan bagi pembaca. Penempatan bab dalam buku ini juga kurang tertata. Sehingga, mungkin saja kita akan melewati bab yang terkesan kurang menarik dan membuat jenuh. Penyusunan cerita pun tidak sesuai dengan tanggal yang dituliskan pada bagian bawah cerita. Hal ini membuat pembaca bingung, karena penataannya kurang sesuai dengan urutan kronologisnya. Buku “Senja, Hujan, dan Cerita Yang Telah Usai” memuat kisah cerita yang menginspirasi. Buku ini cocok untuk semua kalangan pembaca, khususnya untuk para remaja. Buku ini dapat membawa kesan semangat bagi para pembaca. Kita harus semangat untuk menjalani kehidupan kita ke depannya dengan langkah yang pasti. Situs website UNY
MasukDaftar. rtx 2060 super iphone 14 plus mac mini ssd sata iphone 13 pro max rtx 3060ti. Home; Buku; Novel & Sastra; Novel Remaja; SENJA, HUJAN, & CERITA YANG TELAH USAI Identitas Buku Judul Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai No. ISBN 979-794-499-9 Penulis Boy Candra Penerbit Media Kita Penyunting Irwan Rouf Desain Cover Budi Setiawan Tahun Terbit Cetakan Pertama 2015, Cetakan Kedua puluh dua 2017 Kategori Novel Nonfiksi Text Bahasa Indonesia Jumlah Halaman 239 Halaman Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh… Halohaaaaa…… readear !!!!!! 🙂 By the way, this is my second writing in this wordpress hmm alhamdulilaah yaah hehe. Pada kesempatan ini saya akan meresensi sebuah buku novel yang berjenis Nonfiksi. Novel ini berjudul “Senja, Hujan & Cerita yang Telah Usai” karangan dari Boy Candra. Boy Candra merupakan penulis best seller “Catatan Pendek untuk Cinta yang Panjang”. Dia lahir pada 21 November 1989 besar serta berproses di Padang Sumatra Barat dan menamatkan kuliahnya di Universitas Negeri Padang. Buku ini merupakan buku nonfiksi kedua setelah catatan pendek untuk cinta yang panjang. Dalam Novel ini, Boy Candra menceritakan tentang kerapuhan dan kepahitan yang di rasakan oleh orang yang sedang jatuh cinta dan dia juga mengajak para pembaca agar mengenang kenangan pahit akan cinta pada masa lalu. Setelah mengenang, dia selalu mengajak pembaca untuk selalu ingat jalan pulang dan menata rindu yang baru, karena masa lalu bukan untuk diratapi, tapi untuk dijadikan pelajaran yang berharga di masa depan, kesalahan-kesalahan di masa lalu merupakan proses pendewasaan diri, oleh karena itu tidak semua hal buruk pada patah hati memberikan dampak yang negatif. Buku ini sangat cocok dibaca oleh orang yang mengalami kepahitan dalam cinta seperti patah hati, karena setelah membaca buku ini saya yakin orang yang sedang tersakiti oleh cinta mampu bangkit dan menyadari bahwa hidup seharusnya terus berjalan bukan berlarut-larut dalam kesedihan yang tiada akhir, salah satu kutipan yang memotivasi pembaca agar bangkit dari kesedihan adalah “Sedihlah secukupnya, patah hatilah pada porsinya. Agar hidupmu tidak sia-sia” “Di dunia ini banyak sekali hal ajaib yang bisa kamu dapatkan, bahkan dalam hal yang mungkin menurutmu terburuk sekalipun” “Ikhlaskanlah dia meski rasanya begitu sakit atas apa yang di lakukan, sebab ikhlas akan membuatmu benar-benar lepas” Pada bagian sinopsis sampul belakang buku ini juga tertulis “Buku ini saya persembahkan untuk orang-orang yang pernah dilukai, hingga susah melupakan. Untuk orang-orang yang pernah mencintai tapi dikhianati. Juga yang pernah mengkhianati, lalu menyadari semua bukanlah hal baik untuk hati. Kepada orang yang jatuh cinta diam-diam, suka pada sahabat sendiri, tidak bisa berpaling dari orang yang sama, dan hal-hal yang lebih pahit dari itu. Mari mengenang, tapi jangan lupa jalan pulang. Sebab, setelah tualang yang panjang ke masa lalu, kamu harus lebih baik. dan mulailah menata rindu yang baru. Katakan pada masa lalu kita adalah cerita yang telah usai.” Cerita yang terkandung pada isi novel ini secara keseluruhan seperti pengalaman Boy Candra sendiri atau curahan hati seorang laki-laki yang kemudian di tuangkannya dalam suatu catatan. Dalam buku ini terbagi menjadi 7 bagian, hmm what are they ? Hujan dan Hal-Hal yang Disimpan Senja yang Manja dan Luka yang Membalut Dada Terimakasih Pernah Ada, Meski Sekedar Rahasia Kepada Seseorang yang Betah dalam Ingatan, Meski Kamu Tak Lagi Dibutuhkan Semakin Aku Cinta Kamu, Semakin Kita Saling Menusukan Pisau Kepada Diriku Dengarkan ini dengan Baik-Baik ! Sebab, Kini Kamu Telah Denganku, Kenangan Lalu Biarlah sebagai Masa Lalu Well, pada bagian terakhir yang sub babnya => “Sebab, kini kamu telah denganku, kenangan lalu biarlah sebgai masa lalu” dia menceritakan sosok saya dalam novel ini dipertemukan dengan seseorang dengan latar belakang masa lalu yang sama kemudian mencoba dengan segala hal meyakinkan satu sama lain dan mulai menata rindu, menerima serta mewujudkan impian-impian yang baru. Ada kutipan pada bagian terakhir ini yang sangat-sangat membuat saya terkesan dan benar-benar melekat di otak adalah “Mungkin kita bukan dua orang yang saling jatuh cinta pada cinta pertama. Aku pernah jatuh dan terluka. Kamu pun begitu, pernah dicintai dan disia-siakan. Kita bertemu atas perasaan yang telah ditempa. Perasaan yang akan membuat kita kuat untuk tetap berdua. Jagalah semua yang terasa. Pupuk hingga rimbun menutupi duka yang pernah ada. Bukankah perihal bahagia sudah menjadi tugas kita. Mencintaimu adalah upaya yang membuatku ingin selalu mengupayakannya. Semakin hari berjalan, semakin banyak hal yang nanti akan kita sebut kenangan. Dan sungguh perasaan ku padamu semakin tak terungkapkan.” Well, segala sesuatu tentunya ada kurang dan lebihnya, tak terkecuali pada buku ini, karena tidak ada sesuatu yang sempurna, sebab kesempurnaan hanya milik Allah semata 😀 Ehehe.. Kelebihan dari buku “Senja, Hujan & Cerita yang Telah Usai” ini adalah gaya bahasanya yang sederhana namun tetap puitis, kemudian penulis mampu mengajak pembaca seakan – akan berada diposisi yang sama sehigga pembaca larut dalam setiap suasana cerita dan pesan yang ingin disampikan oleh penulis tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Selain itu, bentuk fisik dan design warna hitam putih menghasilkan kesan minimalis. Meskipun demikian, buku ini juga memiliki kekurangan. Kekurangannya dari buku ini adalah alur ceritanya yang sedikit rumit, tidak menentu atau menggunakan alur campuran sehingga membuat pembaca agak kesulitan dalam memahami kisah. Buku ini mengandung cerita yang sangat menarik, motivatif dan inspiratif terlebih kepada orang-orang baru saja patah hati dan ingin segera bangkit dari kesedihan oleh cinta, karena dalam buku ini banyak kata-kata yang mampu membuat pembaca menyadari bahwa masa lalu merupakan bagian dari proses pendewasaan diri, belajar meikhlaskankan, berani menata rindu yang baru, membuka hati serta mengatakan pada masa lalu bahwa kita adalah cerita yang telah usai. Itulah sedikit gambaran yang sangat sederhana tentang buku Novel nonfiksi Senja, Hujan & Cerita yang Telah Usai karangan Boy Candra. Marilah sesekali kita mengenang masa lalu tapi jangan lupa jalan pulang, karena setalah mengenang kita harus menjadi seseorang yang lebih baik lagi, jangan lupa katakan pada masa lalu terimakasih telah memberi pengalaman yang berharga tak terbayarkan materi, dan sekarang kita adalah cerita yang telah usai, biar lah hujan dan senja menghapus segala sesuatu buruk yang telah terjadi. Semoga bermanfaat bagi kita semua amiiinnn…………….. Isuinilah yang diangkat dari novel "Hujan Bulan Juni" karya sastrawan terkenal, Sapardi Djoko Damono. Novel ini telah difilmkan tahun 2017 dibintangi Adipati Dolken dan Velove Vexia. Apabila Kalian merasa tak asing dengan judul novel dan film ini maka Kalian tak salah. Novel ini terinspirasi dari puisi yang juga berjudul sama dari pengarang Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan intertekstualitas antara novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai Karya Boy Candra dan Novel Hujan Karya Tere Liye. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan data yang dikumpulkan berupa peristiwa yang merupakan hasil persamaan dan perbedaan tema dan alur dari kedua novel. Hasil penelitian ini menunjukka bahwa terjadi kesamaan dalam kedua novel yaitu tema hujan yang menjadi simbol penanda kenangan masa lalu dan alur yang digunakan adalah alur campuran. Dasar kesamaan tema dan alur didukung oleh kesamaan peristiwa-peristiwa dalam cerita menunjukkan adanya hubungan intertekstual antara kedua novel. Sebagai karya yang terbit terebih dahulu novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra adalah hipogram dan novel Hujan karya Tere Liye sebagai transformasi. Pada tema dan alur, tranformasi novel Hujan sedikit meneruskan dan banyak menyimpangi hipogramnya. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 139 Vol. 5 2020, 139-150 Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai Karya Boy Candra dan Novel Hujan Karya Tere Liye Mitasari Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia Universitas Muhammadiyah Jember mitasarim30 DOI Diterima 28-02-2020 Diterbitkan 30-03-2020 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan intertekstualitas antara novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai Karya Boy Candra dan Novel Hujan Karya Tere Liye. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan data yang dikumpulkan berupa peristiwa yang merupakan hasil persamaan dan perbedaan tema dan alur dari kedua novel. Hasil penelitian ini menunjukka bahwa terjadi kesamaan dalam kedua novel yaitu tema hujan yang menjadi simbol penanda kenangan masa lalu dan alur yang digunakan adalah alur campuran. Dasar kesamaan tema dan alur didukung oleh kesamaan peristiwa-peristiwa dalam cerita menunjukkan adanya hubungan intertekstual antara kedua novel. Sebagai karya yang terbit terebih dahulu novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra adalah hipogram dan novel Hujan karya Tere Liye sebagai transformasi. Pada tema dan alur, tranformasi novel Hujan sedikit meneruskan dan banyak menyimpangi hipogramnya. Kata kunci intertekstual; hipogram; transformasi ABSTRACT This study aims to describe the intertextuality relationship between the novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai Karya Boy Candra and Novel Hujan Karya Tere Liye. This type of research is descriptive qualitative with data collected in the form of events that are the result of similarities and differences in themes and plot of the two novels. The results of this study indicate that there are similarities in both novels, namely the theme of rain which is a symbol of past memories and the plot used is a mixed plot. The basis of the similarity of themes and plot is supported by the similarity of events in the story showing an intertextual relationship between the two novels. As the first published work of the novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra is a hipogram and the novel Hujan Karya Tere Liye as a transformation. On the theme and plot, the transformation of the novel Rain continues a little and deviates much from the hipogram. Keywords intertextual; hipogram; transformation Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 140 1. PENDAHULUAN Sebuah teks karya sastra senantiasa berada di antara teks-teks lain yang mendahuluinya, sehingga terjalin relasi yang interstekstual Teeuw dalam Sungkowati 2014. Intertekstualitas pertama kali dikenalkan oleh Julia Kristeva yang mengembangkan pemikiran Michael Bakhtin seorang Filsuf Rusia sebagai teori yang menyatakan bahwa sebuah teks harus dibaca dengan latar belakang lain, dikarenakan sebuah teks tidak benar-benar dapat berdiri sendiri tanpa adanya teks lain sebagai teladan. Kristeva dalam Rokhmansyah, 2014, hal 119 menegaskan dua alasan perihal munculnya teori intertekstual. Alasan pertama, pengarang adalah pembaca teks sebelum menciptakan atau menulis teks. Sedangkan alasan yang kedua, sebuah teks tersedia hanya melalui proses pembacaan. Kemungkinan adanya penerimaan atau pertentangan terletak pada pengarang melalui proses pembacaan. Menurut Kristeva setiap teks, termasuk teks sastra merupakan mozaik kutipan dan tanggapan atau penyerapan teks-teks lain. Oleh karena itu, Teeuw dalam Rokhmansyah, 2014, hal 119 juga menegaskan bahwa suatu teks baru bermakna penuh dalam hubungannya dengan teks-teks lain. Sedangkan menurut Riffaterre dalam Rokhmansyah, 2014, hal 121 juga berpendapat bahwa teks tertentu yang menjadi latar penciptaan teks baru disebut hiprogram, sedangkan teks yang menyerap hiprogram disebut transformasi. Hubungan antara teks terdahulu dengan teks yang kemudian inilah yang sebut dengan hubungan intertekstual. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kajian intertekstual adalah fenomena resepsi pengarang terhadap teks-teks yang pernah dibacanya kemudian dilibatkan dalam hasil karyanya. Saat membaca suatu novel, pembaca sering kali merasa pernah membaca novel lain yang memiliki jalan cerita yang mirip. Beberapa novel juga pasti dirasa memiliki kesamaan tokoh, alur, dan latar yang hampir mirip. Untuk mengetahui kesaamaan dan perbedaan dalam novel-novel itulah diperlukan kajian intertekstualitas. Melalui kajian intertekstual itu pulalah dapat diketahui novel mana yang menjadi hipogram, dan novel mana yang menjadi transformasi. Tujuan kajian intertekstual sendiri tidak untuk membedakan hasil karya seorang pengarang, melainkan untuk melihat seberapa jauh kreativitas pengarang. Terkait dengan fenomena adanya kemiripan alur dan tema dalam beberapa novel, penelitian ini akan melihat sejauh mana keterkaitan cerita dalam novel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra dan novel Hujan karya Tere Liye. Dua novel tersebut diasumsi memiliki kemiripan dalam karakteristik alur dan tema. Sehingga diprediksi kedua novel tersebut memiliki hubungan intertekstualitas. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti mengulas tentang “Kajian Intertekstual Novel Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra dan Novel Hujan karya Tere Liye”. Adapun penelitian yang sejalan dengan penelitian ini adalah pengaruh cerita Laskar Pelangi terhadap Negeri 5 Menara karya Uniawati dan Pengakuan Calabay karya Kusuma, Waluyo, dam Wardani. Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai karya Boy Candra atau selanjutnya disingkat SHC lebih dulu terbit pada tahun 2015, mengisahkan seorang lelaki yang ingin melupakan semua kisah cinta yang terpendam terhadap sahabat Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 141 perempuannya. Sedangkan Novel Hujan karya Tere Liye atau yang selanjutnya disingkat H terbit pada tahun 2016, mengisahkan seorang perempuan yang ingin menghapus semua ingatan masa lalunya melalui terapi mesin. Kedua novel tersebut juga memiliki alur yang sama yaitu flashback atau menceritakan kenangan-kenangan bersama seseorang yag berarti bagi hidup tokoh utama. Kehadiran kedua novel tersebut cukup ditunggu oleh pembaca, mengingat kedua pengarang novel tersebut sama-sama memiliki nama yang besar di Indonesia. Boy Candra selalu ditunggu penggemarnya melalui puisi-puisi romantisnya yang selalu diunggah di akun youtube pribadinya, sedangkan Tere Liye selalu ditunggu kata-kata romantisnya di akun media sosialnya. Sehingga kripah kedua penulis hingga saat ini masih digandrungi semua kalangan masyarakat, terutama generasi milenial. Persamaan dan perbedaan dalam kedua novel tersebut sangat menonjol. Persamaan dan perbedaan itu pulalah yang menjadi titik tolak dan kekuatan masing – masing novel. Persamaan kedua novel tersebut terdapat pada tema yang sama-sama menggambarkan tentang kenangan-kenangan tokoh utama terhadap hujan. Persamaan yang lain, terdapat pada alur cerita, alur cerita yang digunakan pada kedua novel tersebut adalah alur campuran. Sedangkan perbedaan pada kedua novel tersebut dapat dilihat dari sudut pandang dan tokoh dalam cerita. Persamaan dan perbedaan inilah yang mengandung unsur hubungan intertekstual. Persamaan-persamaan yang terdapat dalam novel, bisa saja terjadi karena kesamaan biografi pengarang meskipun secara tidak sengaja. Kedua pengarang sama-sama berjenis kelamin laki-laki, lahir di Pulau Sumatra, menggeluti pendidikan yang non sastra, serta sama-sama mulai aktif menulis fiksi sejak Sekolah Dasar. Adapun perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam novel adalah sebagai bentuk kreativitas dalam kajian intertekstual. Berdasarkan perihal yang melatarbelakangi terjadinya kajian intertekstual, peneliti menyakini bahwa kajian intertekstual bisa digunakan sebagai salah satu alternatif bahan ajar pada siswa tentang menulis karya sastra. Mengingat penulis yang memiliki latar belakang yang sama, bisa memiliki persamaan dalam menulis karya sastra. Siswa yang ada disekolah juga memiliki latar belakang yang sama, yaitu guru yang mengajar adalah orang yang sama. Sehingga guru bisa mengunakan kajian intertekstual pada materi menulis sastra. Siswa terlebih dahulu mengamati hasil karya sastra milik orang lain untuk menemukan ide dalam menulis. Setelah itu siswa dipersilahkan membuat karya sastranya sendiri dengan gaya dan kreativitasnya masing-masing. 2. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, karena peneliti mendeskripsikan data-data yang telah diperoleh berdasarkan analisis. Pendekatan kualitatif bersifat deskriptif berpandangan bahwa semua hal yang berkaitan dengan system tanda adalah penting dan memiliki pengaruh antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan mendeskripsikan system tanda akan memberikan suatu pemahaman yang komprehensif mengenai apa yang sedang dikaji Semi, 1993 30. Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 142 Sumber data dalam penelitian ini adalah novel SHC karya Boy Candra dan novel H karya Tere Liye. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kalimat yang mengekspresikan adanya unsur intrinsik dan hubungan intertekstualitas pada novel SHC dan H. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah membaca secara berulang-ulang dengan teliti, kemudian menyiapkan lembar pengumpulan data, lalu mencatat data-data yang berisi hubungan intertekstual. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah peneliti sendiri dan tabel Siswantoro, 2016 73. Peneliti bertugas sebagai pelaksana, pengumpul data, penafsir data, dan pelapor hasil penelitian. Selain itu, peneliti juga memerlukan tabel dan catatan untuk memudahkan proses pengumpulan data. Adapun teknik analisis data, dilakukan dengan pengelompokan data, mengklasifikasi data, mengkode data, dan menginterpretasi data serta mendeskripsikan data Semi, 1993 15. Selanjutnya untuk menguji kesahihan data, peneliti menggunakan validitas semantic. Validitas semantis adalah yaitu mengukur tingkat kesensitifan makna simbolik yang bergelanyut dalam konteks. Dimana pengukuran makna simbolik tersebut dikaitkan dengan konteks karya sastra dan konsep analisis. Sehingga dalam penelitian ini, teknik pengujian kesahihan data dapat dilihat dari sejauh mana peneliti mendeskripsikan setiap makna dari kalimat-kalimat yang diprediksi memiliki hubungan intertekstualitas Endaswara, 2003 164 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini membahas dua masalah, yakni hipogram dan transformasi pada tema dan alur dalam novel SHC dan H. Karena melalui hasil analisis tersebut dapat dideskripsikan hubungan intertekstualitas dalam novel SHC dan H. a. Tema Hasil analisis pertama yaitu mengenai tema, dimana kedua novel tersebut memiliki keterkaitan yang kuat. Tema dalam kedua novel tersebut adalah tentang cinta dan melupakan. SHC dan H, menjadikan hujan sebagai simbol kenangan yang mengingatkan tokoh utama terhadap hal-hal yang berarti dalam hidupnya. Novel SHC menceritakan aku tokoh utama yang berusaha melupakan sosok sahabat perempuan yang dicintainya. Tokoh aku menceritakan bahwa dia memiliki kenangan-kenangan indah saat hujan bersama orang yang dicintainya. Namun di akhir waktu, kenangan-kenangan bersama hujan tersebut menjadi kenangan paling buruk dalam hidup si aku. Sampai si aku ingin melupakan semua kenangan-kenangan tersebut. Novel H menceritakan sosok Lail seorang perempuan yang hidup pada tahun 2050. Dimana kejadian-kejadian indah dan buruk dalam hidup Lail terjadi pada saat hujan. Lail kehilangan orang tua, menjadi yatim piatu, bertemu Esok pujaan hatinya, relawan kemanusiaan yang hebat, semua terjadi pada saat hujan. Hingga pada akhirnya ada kenangan buruk Lail bersama Esok yang membuat Lail ingin menghapus semua kenangannya melalui mesin penghapus ingatan. 1 Hujan juga datang membawa pulang kehangatanmu di kepalaku. Sementara tubuhku harus tabah menikmati dinginya waktu. Namun, demi Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 143 semua hal yang sudah kita sepakati. Aku pun mngerti, aku harus sabar menanti. Aku harus memperjuangkan apa-apa yang kumiliki. SHC 3 2 Hujan gerimis membungkus kota. Lail tersengal, duduk di atas trotoar. Wajahnya pucat. Dia baru saja melewati kengerian yang tidak pernah bisa di bayangkan sebelumnya…. H 29 Berdasarkan data 1 dan 2 merupakan tema minor dalam novel SHC dan H. Kenangan bersama hujan yang dimiliki kedua tokoh tersebut hampir memiliki kisah yang sama. Dalam novel SHC hujan memiliki kenangan tokoh aku yang harus sabar dan tabah menanti tambatan hatinya untuk kembali kepelukannya. Sedangkan pada novel H, hujan pertama menceritakan jalan hidup tokoh Lail yang baru saja diselamatkan oleh Esok dari bencana alam yang merenggut nyawa kedua orang tuanya. Dimana setelah Lail menjadi yatim piatu, Esok lah yang mengisi hari-harinya. 3 Dulu, bersamamu aku menyukai hujan. Aku suka memainkan butir hujan di jari-jari. Menyekakan ke pipimu. Lalu, kamu tersenyum – sesekali juga cemberut. Atau, pada saat-saat lain, kita sengaja membelah jalanan di tengah hujan. Menikmati rintih langit yang sedih. Aku selalu suka suasana seperti iu. Selalu suka menikmati saat hujan turun bersamamu. SHC 13-14 4 Hujan turun. Lail selalu suka hujan. Senja ini dia membiarkan tubuhnya basah di tengah udara dingin, menatap tikungan jalan, tempat sepeda merah Esok hilang di kejauhan. Usianya saat itu baru empat belas tahun, Esok enam belas. Lail belum tahu perasaanya, masih beberapa tahun lagi. Tapi saat itu dia tahu, Esok akan selalu penting baginya. H 91 Data 3 dan 4 menunjukkan tema minor yang kedua yakni hijan memiliki kenangan yang indah bagi kedua tokoh dalam novel SHC dan H. Dalam novel SHC tokoh aku dan pujaan hatinya dengan sengaja menikmati hujan dengan berkeliling. Sedangkan pada novel H, tokoh Lail pernah menghabiskan waktu bersama Esok saat Hujan, dimana saat itu Lail mulai menikmatinya hidupnya di pati asuhan. Lail mencuri waktu untuk bermain hujan bersama Esok di gerbang panti asuhan setelah sekian lama tidak bertemu dikarenakan Esok yang sudah di angkat anak oleh walikota harus menyelesaikan sekolahnya di luar negeri. 5 Setelah berfikir panjang, aku memilih untuk meninggalkanmu. Bukan karena aku tidak lagi mencintaimu. Bukan juga karena ketabahanku sudah habis. Aku hanya ingin menghargai diriku sendiri. Hidup bersama seseorang yang tidak menghargai perasaanmu akan terasa menyedihkan. Itulah alasan aku menyudahi segalanya. SHC 130-131 6 …tak ada satupun yang ditutupi. Apakah Esok sekarang telah berubah? Apakah dia menyukai gadis lain diluar sana? Menyukai Claudia? Mungkin sudah waktunya dia belajar melupakan Esok. enam bulan berlalu, itulah yang membuat Lail lebih sering melamun. H 257. Data 5 dan 6 menunjukkan tema minor bahwa dalam kedua novel tersebut kedua tokoh berusaha saling melupakan kenangan-kenangannya. Tokoh aku dalam Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 144 SCH belajar menghargai dirinya sendiri yang terlalu lama diperbudak oleh perasaan, sehingga mulai bangkit dari kisah-kisah masa lalu bersama pujaan hatinya. Sedangkan tokoh Lail dalam novel H kecewa juga mulai melupakan pujaan hatinya karena merasa kecewa dan diacuhkan. 7 Kamu tak tahu, atau memang sengaja terlihat tak tahu. Diam-diam aku memeluk semua kesedihan atas apa-apa yang pernah kamu sudahkan. Kamu menyimpan dan menyempatkan mengingat sesuatu yang lama di hidupmu. Sesuatu yang dulu mungkin lebih berarti dari apapun bagimu. SHC 204 8 Di detik terakhir, sebelum mesin bekerja Lail memutuskan memeluk erat semua kenangan itu. Apapun yang terjadi, Lail akan memeluknya erat-erat, karena itulah hidupnya. Seluruh benang merah berubah menjadi biru. Seketika. H 314 Data 7 dan 8 menggambarkan tema mayor dalam kedua novel. Kedua tokoh sama-sama memutuskan untuk memeluk kenangan masa lalu. Karena apapun yang terjadi dalam kehidupan manusia adalah takdir, sesuatu yang sangat berarti dan harus dijalani tanpa perlu disesali. Berdasarkan data-data tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa novel SHC dan H dibangun dari tiga tema minor. Tema minor yang pertama menggambarkan hujan mengingatkan kenangan buruk bagi tokoh, kedua menggambarkan hujan memiliki kenangan indah, ketiga menggambarkan kedua tokoh berusaha melupakan seluruh kenangannya. Sedangkan tema mayor dalam kedua novel adalah memeluk kenangan masa lalu. Sehingga kedua novel tersebut sama-sama memiliki tema tentang cinta dan melupakan. Bedanya, dalam novel H dibumbui tentang keluarga dan persahabatan. b. Alur Alur yang digunakan dalam novel SHC dan H adalah alur campuran. Novel SHC menggambarkan kenangan-kenangan tokoh utama dalam bentuk catatan seperti buku diari. Setiap catatan cerita selalu diakhiri dengan tanggal, bulan, dan tahun. Sedangkan novel H menggambarkan kenangan-kenangan tokoh utama dalam bentuk cerita yang dipantau dari mesin penghilang ingatan. 9 Agar aku bisa menikmati senja, juga hujan-hujan yang pernah kita jalani. Membuatku merindu buta. Semoga segala hal yang kita jalani kini. Seberat apa pun usaha menjaga hati. Tidak hanya menjadi lelah yang berarti. Boy Candra / 13/02/2015. SHC 4 10 “21 Mei 2024,” Elijah berkata takzim. “itu hari yang tidak bisa kita lupakan…” H19 Data 9 dan 10 merupakan awal perkenalan dari kedua tokoh dalam novel. SHC menggambarkan tokoh aku merindukan segala sesuatu yang berhubungan dengan pujaan hatinya, tentang hujan dengan segala sesuatu yang menjadi kenangannya. Sedangkan novel H menggambarkan tokoh Lail yang mulai menceritakan dimana tahun tersebut adalah tahun yang sangat berarti bagi Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 145 hidupnya. Tahun tersebut adalah hari pertama ia masuk sekolah, terjadi bencana alam yang dahsyat, hingga terenggutnya nyawa kedua orang tuanya. 11 Sejujurnya aku adalah orang yang paling patah saat kamu menginginkan kita pisah…. SHC 27 12 Ibunya meninggal di lorong kereta bawah tanah, dan sekarang apa yang akan ia lakukan tanpa ayahnya? Mata Lail berkaca-kaca. Butir air menggenang di sudutnya, membesar, lantas jatuh mengalir di pipi. Lail selalu suka hujan. Dalam hidupnya, seluruh kejadian sedih, seluruh kejadian bahagia, dan seluruh kejadian penting terjadi saat hujan. H 47 Data 11 dan 12 permasalahan mulai muncul dalam cerita. Novel SHC menggambarkan kekecewaan, kesedihan, dan kepedihan tokoh aku yang mengharapkan pujaan hatinya kembali. Sedangkan novel H menggambarkan kekecewaan, kesedihan dan kepedihan tokoh Lail yang merenungi semua kejadian hidupnya serta telah menjadi yatim piatu yang mengharuskannya tinggal di panti asuhan setelah tenda pengungsian resmi ditutup. 13 Apa yang aku takutkan akhirnya terjadi juga. Kini pelan-pelan kamu menghilang dari hidupku. Kedekatan kita yang dulu, sekarang hanya kenangan yang kusimpan dengan sendu. Canda dan tawa masih lekat di memoriku. Namun, tubuhmu kini sudah terlalu jauh. Dibawa oleh kesibukanmu bersama orang yang kau sebut kekasihmu. SHC 63. 14 …di jok belakang Lail berpegangan erat. Matanya berair. Sejak tadi ia menahan tangis. Dia berusaha ikut senang mendengar kabar itu. Sudah setahin di tinggal bersama Esok. semua peghun tenda pengungsian bahkan hafal; dimana ada Esok, berarti ada Lail, dan sebaliknya, jika ada Lail, berarti ada Esok bersamanya. H 75 Data 13 dan 14 menggambarkan konflik, dimana dalam SHC pujaan hati tokoh aku semakin menjauh dari hidup sang tokoh. Hal ini dikarenakan sang pujaan hati telah disibukkan hari-harinya bersama kekasih barunya. Sedangkan pada novel H, ketika Esok diangkat menjadi anak oleh wali kota. Esok harus keluar kota untuk menempuh pendidikannya serta meninggalkan Lail seorang diri. 15 …, aku ingin mencintaimu lebih lama. Memberimu hati sekali lagi. Namun, luka tak mau lagi menerima. Ia memilih lebih baik kamu pergi. Semua kebersamaan yang pernah kita lewati, biarlah kusimpan dalam hati... SHC 89. 16 …mengingat Esok. apa kabar Esok? sudah lama mereka tidak bertemu, sejak Esok berangkat ke ibu kota. Ini sudah libur panjang, mungkin Esok sedang tenggelam dalam proyek penelitian, tidak bisa pulang ke kota mereka. H 124 17 Kenapa Esok tidak memberitahunya bahwa dia akan diwisuda tiga bulan lagi? Kenapa Esok selama ini tidak pernah meneleponya? Dan pertanyaan paling penting adalah apakah Esok menyukainya seperti dia menyukai Esok?. H 228-229. Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 146 Data 15 – 17 menunjukkan konflik semakin memanas, SHC menekankan tokoh aku yang sebelumnya belum bisa melepaskan semua kenangan tentang tambatan hatinya mulai mencoba untuk merelakannya. Sedangkan H menggambarkan keadaan Esok yang mulai jarang menghubungi atau memberi kabar pada Lail. Bahkan saat Esok akan wisuda pun Lail orang paling terakhir yang mengetahui kabar tersebut. 18 Setelah berfikir panjang, aku memilih untuk meninggalkanmu. Bukan karena aku tidak lagi mencintaimu. Bukan juga karena ketabahanku sudah habis. Aku hanya ingin menghargai diriku sendiri. Hidup bersama seseorang yang tidak menghargai perasaanmu akan terasa menyedihkan. Itulah alasan aku menyudahi segalanya. SHC 130-131 19 Lihatlah, Esok lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga angkatnya. Juga menyapa teman-teman sekampusya. Dan yang membuat Lail semakin cemburu, Esok lebih sering berbicara dengan Claudia. Berfoto bersama Claudia. Bergurau dengan Claudia. Tertawa. Mereka terlihat sangat akrab. H 244. 20 … tak ada satupun yang ditutupi. Apakah Esok sekarang telah berubah? Apakah dia menyukai gadis lain diluar sana? Menyukai Claudia? Mungkin sudah waktunya dia belajar melupakan Esok. enam bulan berlalu, itulah yang membuat Lail lebih sering melamun. H 257. Data 18 – 20 menggambarkan klimaks dari kedua novel. Tokoh aku dalam SHC memilih meninggalkan perasaannya untuk pujaan hatinya. Ia belajar menghargai dirinya sendiri yang terlalu lama diperbudak oleh perasaan. Sedangkan novel H menggambarkan kekecewaan dan kecurigaan Lail terhadap Esok. Lail kecewa diabaikan Esok pada hari wisuda Esok, padahal Lail rela berangkat ke ibu kota untuk merayakan kelulusan tersebut. Puncak kekesalan Lail saat perhatian Esok harus terbagi kepada Claudia anak wali kota yang secara tidak langsung adalah adik angkat Esok. Rasa cemburu Lail pun semakin kuat, saat enam bulan setelah wisuda Esok juga belum menghubunginya sama sekali. 21 Percayalah, saat kamu menjadikan dirimu menarik, akan selalu ada orang yang menarik mendatangimu. Dan pahamilah, kamu tidak bisa memaksa seseorang bertahan denganmu, tapi kamu selalu bisa membuat dirimu menjadi menarik agar dia tetap mempertahankanmu. SHC 162 22 Claudia resmi sudah memperoleh tiket itu. Pagi tadi walikota dan istrinya mengantar Claudia ke stasiun kereta, menuju ibu kota. H302. Data 21 dan 22 menunjukkan puncak klimaks. Tokoh dalam SHC menyadari tidak bisa memaksa seseorang untuk selalu disisinya. Sedangkan dalam H, saat Claudia resmi memperoleh tiket pesawat ulang alik menuju luar angkasa. Tere Liye dalam novel Hujan membuat latar belakang tahun 2050-an dimana bumi mulai rusak oleh keserakahan manusia. Sehingga mengharuskan manusia hidup di luar angkasa untuk mencari keselamatan. Namun hanya beberapa orang yang beruntung yang bisa mendapatkan tiket tersebut dan Lail bukan salah satu orangnya. Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 147 Esok mendapatkan dua tiket atas jasanya dalam membantu membuat kapal ulang alik luar angkasa tersebut. Dan salah satu tiketnya diberikan kepada Claudia atas permintaan ayah angkatnya. Hal ini membuat Lail begitu kecewa dan berniat menghapus seluruh ingatannya tentang Esok. 23 Kamu tak tahu, atau memang sengaja terlihat tak tahu. Diam-diam aku memeluk semua kesedihan atas apa-apa yang pernah kamu sudahkan. Kamu menyimpan dan menyempatkan mengingat sesuatu yang lama di hidupmu. Sesuatu yang dulu mungkin lebih berarti dari apapun bagimu. SHC 204 24 Di detik terakhir, sebelum mesin bekerja Lail memutuskan memeluk erat semua kenangan itu. Apapun yang terjadi, Lail akan memeluknya erat-erat, karena itulah hidupnya. Seluruh benang merah berubah menjadi biru. Seketika. H 314 Data 23 dan 24 menggambarkan penyelesaian klimaks. Kedua tokoh utama dalam novel, sama-sama memutuskan untuk memeluk kenangan masa lalu. Karena apapun yang terjadi dalam kehidupan manusia adalah takdir, sesuatu yang sangat berarti dan harus dijalani tanpa perlu disesali. 25 Hingga aku menyadari, kamu adalah orang terpenting dalam hidupku. Tetaplah menjadi teman baik. Menjadi sahabat yang selalu memeluk erat saat aku mulai tak lagi kuat. Menjadi kekasih terhebat yang menemani melalui fase-fase sulit dalam hidup. Bersamamu ingin kuhadapi segalanya sampai waktu menutup usia kita. SHC 236 26 Kutipan yang dibaca Maryam benar… kemampuan mereka memeluk erat-erat... HTL 317. Data 25 dan 26 menggambarkan tahap penyelesaian kedua novel yang berakhir happy ending. Semua kehidupan harus dilalui dengan perjuangan, meskipun harus rela merasakan kecewa, kepedian, dan kesedihan terlebih dahulu. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh, dalam novel SHC dan H terdapat delapan tahapan dalam cerita. Tahap pertama adalah tahap perkenalan, kedua permasalahan mulai muncul, ketiga munculnya konflik, keempat konflik mulai memanas, kelima puncak konflik, keenam tahap penyelesaian konfik, terakhir tahap penyelesaian cerita. Tahapan-tahapan tersebut menunjukkan alur cerita berdasarkan kriteria waktu. Sedangkan alur cerita berdasarkan kriteria isi, novel SHC dan H termasuk plot peruntungan. Karena seluruh isi cerita berdasarkan nasib dan peruntungan tokoh utama. 4. SIMPULAN Novel SHC dan H dibangun dari tiga tema minor. Tema minor yang pertama menggambarkan hujan mengingatkan kenangan buruk bagi tokoh, kedua menggambarkan hujan memiliki kenangan indah, ketiga menggambarkan kedua tokoh berusaha melupakan seluruh kenangannya. Sedangkan tema mayor dalam kedua novel adalah memeluk kenangan masa lalu. Sehingga kedua novel tersebut sama-sama Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 148 memiliki tema tentang cinta dan melupakan. Perbedaan dalam novel H dibumbui tentang keluarga dan persahabatan. Alur dalam novel SHC dan H terdapat delapan tahapan dalam cerita. Tahap pertama adalah tahap perkenalan, kedua permasalahan mulai muncul, ketiga munculnya konflik, keempat konflik mulai memanas, kelima puncak konflik, keenam tahap penyelesaian konfik, terakhir tahap penyelesaian cerita. Tahapan-tahapan tersebut menunjukkan alur cerita berdasarkan kriteria waktu. Sedangkan alur cerita berdasarkan kriteria isi, novel SHC dan H termasuk plot peruntungan. Karena seluruh isi cerita berdasarkan nasib dan peruntungan tokoh utama. Berdasarkan bukti data-data yang diperoleh peneliti tersebut, kajian intertekstual bisa digunakan sebagai bahan ajar siswa dalam menulis karya sastra. Meskipun setiap orang memiliki latar belakang soial yang berbeda, bisa dipastikan ada beberapa hal kesamaan yang dimiliki seseorang dengan orang lain. kesamaan tersebut bisa terlihat dari jenis kelamin, tempat kelahiran, kesamaan pendidikan, pengalaman, ataupun guru yang mengajar sewaktu di sekolah. Siswa yang diajar oleh guru yang sama, dengan materi yang sama memungkinkan memiliki kesamaan dalam hasil karyanya meskipun secara tidak sengaja. Karena dalam memberikan contoh sebuah materi mata pelajaran, seorang guru akan memberikan contoh yang sama persis kepada seluruh siswa. Tidak mungkin guru memilih contoh materi kepada siswa dengan contoh yang berbeda-beda. Sehingga dengan jelas dapat dipastikan kajian intertekstual bisa digunakan sebagai alternative bahan ajar menulis sastra. 5. DAFTAR RUJUKAN Bandung, SDM 7 2018. Kenapa dipanggil Tere Liye? Talk Show Kepenulisan Bersama Tere Liye. Youtube Candra, B. 2015. Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai. Jakarta Mediakita Endaswara, S. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta Media Pressindo 2018. Lebih Dekat dengan Boy Candra. Youtube Kristeva, J. 1986. Word, Dialogue and Novel. New York Columbia University Press. Kusuma, Waluyo, Wardani, 2018. Pengakuan Calabai Sebuah Analisis Intertekstual Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari dan Novel Calabai karya Pepi Al-bayqunie Jurnal Kata. Vol. 2 1 Mei. Universitas Sebelas Maret. Liye, T. 2016. Hujan. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Nurgiyantoro, B. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta Gadjah Mada University Press Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 149 Rokhmansyah, A. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra Perkenalan Awal terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta Graha Ilmu Sungkowati, Y. 2014. Hubungan Intertekstual Drama “Antara Bumi dan Langit Kemuning Diwaktu Dahulu” dengan Novel Belenggu jurnal Salingka. Vol. 11 1 Juni. Sidoarjo Balai Bahasa Jawa Timur Uniawati. 2014. Pengaruh Cerita Laskar Pelangi Terhadap Negeri 5 Menara-Kajian Intertekstual Jurnal Ilmiah Metasastra. Vol. 7 2 Desember 2014, hlm 227-240. Kendari Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara Vol 5. No. 1 2020, 139-150 Mitasari. Intertekstual Novel Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai … 150 ... Sastra bandingan ialah studi tentang teks-teks yang bersifat multikultural, interdisipliner dan berkaitan dengan pola relasional dalam sastra melintasi ruang dan waktu. Basnett dalam Suyadi, 2013 Intertekstualitas dikemukakan pertama kali oleh Julia Kristeva, yang mengembangkan pemikiran Michael Bakhtin, yang merupakan filsuf Rusia, sebagai sebuah teori yang menegaskan bahwa sebuah teks harus dibaca dalam konteks yang berbeda, karena sebuah teks tidak dapat benar-benar berdiri sendiri tanpa yang lain sebagai contoh Kristeva dalam Mitasari, 2020. Kajian intertekstual ini merupakan kajian yang didasarkan pada kesamaan, untuk merujuk secara jelas, misalnya, konsep perbandingan genre, bentuk, periode, materi dan aspek sisi mitologis. ...Indah PratiwiNani SolihatiPuisi merupakan karya sastra yang mengandung makna dan tema. Makna merupakan isi yang mengandung nilai dan pesan yang ingin disampaikan oleh puisi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dua puisi kalsik dan modern. Pendekatan dalam penelitian menggunakan pendekatan Intertekstual. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif . Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa kutipan puisi yang terdapat dalam Puisi Balada Penyaliban Karya WS Rendra dan Sajak Paskah Karya Norman Adi Putra. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik baca dan teknik catat. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan pembacaan heuristik atau hermaniutik, serta mencatat untuk proses perekaman pengumpulan data yang sistematis dan jelas pada suatu data. Hasil dalam penelitian ini yaitu kajian intertekstualitas puisi Balada Penyaliban Karya WS Rendra dengan puisi Sajak Paskah karya Norman Adi Satria memiliki perbandingan dari segi persamaan dan perbedaan. Perbandingan intertekstual persamaan antara puisi Balada Penyaliban Karya WS Rendra dengan puisi Sajak Paskah karya Norman Adi Satria meliputi persamaan tema, latar tempat, gaya bahasa, suasana, tokoh, dan amanat. Sedangkan perbandingan perbedaanya meliputi perbedaan dalam gaya bahasa, suasana, dan tokoh. Puisi Balada Penyaliban Karya WS Rendra merupakan hipogram untuk puisi Sajak Paskah karya Norman Adi. Hal ini dibuktikan dengan kesamaan tema/ide maupun peristiwa yang terjadi pada cerita dalam puisi Balada Penyaliban Karya WS Rendra yang sudah lebih dulu Kunci Puisi, Intertekstual, RendraKrisna Aji KusumaHerman J. Waluyo Nugraheni Eko Wardanip> This study aims to describe the intertextuality relationship between the novel Pasung Jiwa by Okky Madasari and Calabai by Pepi Al-Bayqunie. The type of research is descriptive qualitative approach using content analysis. Data are collected by inventorying events that are similarities and differences, specifications on the characters, settings, plots, and themes of both text. The research results indicate that there are similar themes on the two novels, the theme of self actualization in addition with the theme of family and friendship. The same characterization are also used by both author, masculine figures with feminine soul characters. The difference between the two novels lies on the plot and setting. Pasung Jiwa uses progressive plot and Calabai uses a flash-back plot.. Okky Madasari takes Java Island as the background in the novel Pasung Jiwa, while the novel Calabai, Pepi Al-Bayqunie using the setting of Sulawesi Island. The basis of the similarity of theme and characterization supported by the similirity of events in the story shows the existence of intertextual relationship between the two novels. As a previously published work, the novel Pasung Jiwa by Okky Madasari is a hipogram and novel Calabai by Pepi A-Bayqunie as a transformational text. On the theme and characterization, the transformation of Calabai forward the hypogram, while in the plot and setting deviates his hypogram, Pasung Jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan intertekstualitas antara novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari dan novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan konten analisis. Data dikumpulkan dengan menginventariskan peristiwa yang merupakan persamaan dan perbedaan, spesifikasi pada tokoh, latar, alur, dan tema dari kedua teks. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kesamaan tema pada kedua novel, yaitu tema aktualisasi diri, ditambah dengan tema keluarga dan persahabatan. Penokohan yang sama juga digunakan oleh kedua penulis, yaitu tokoh maskulin dengan karakter jiwa feminin. Perbedaan kedua novel terletak pada alur dan latar. Pasung Jiwa menggunakan alur maju dan Calabai menggunakan alur campuran. Latar dalam novel Pasung Jiwa, Okky Madasari mengambil latar Pulau Jawa, sedangkan novel Calabai, Pepi Al-Bayqunie menggunakan latar Pulau Sulawesi. Dasar kesamaan tema dan penokohan didukung kesamaan peristiwa-peristiwa dalam cerita menunjukkan adanya hubungan intertekstual antara kedua novel. Sebagai karya yang terbit terlebih dahulu menjadikan novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari adalah hipogram dan novel Calabai karya Pepi Al-Bayqunie sebagai teks transformasi. Pada tema dan penokohan, transformasi Calabai meneruskan hipogram, sedangkan pada alur dan latar menyimpangi hipogramnya, Pasung Jiwa.

Karyatulisan pertama Fiersa Besari adalah "Garis Waktu", yang juga merupakan judul dari salah satu lagu single yang dinyanyikannya. Novel Garis Waktu merupakan rangkuman dari sejumlah tulisan Fiersa Besari dalam kurun waktu dari tahun 2012 hingga 2016. Sebagai seorang penulis, Fiersa Besari telah melahirkan 6 novel.

RingkasanNovel Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai karya (Boy Candra) - Dede Dwi Susanti Ringkasan Novel "Everything Everything" karya Nicola Yoon - Hafifah Septiyanti Resensi Film "Aladdin" - Erafika & Tabita
PosTerkait: Resensi Novel Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai: Kisah Romantis yang Mengharu Biru. 222 seringkali dianggap sebagai tanda bahwa Anda sedang diarahkan untuk berfokus pada tujuan Anda dan mempercayai rencana yang telah diatur oleh kekuatan spiritual. Pesan-pesan ini juga dapat berkaitan dengan kesabaran, kerja keras, dan
ArtikelTerbaru ceritayangtelahusai - Resensi Novel Senja, Hujan, & Cerita Yang Telah Usai Identitas buku Judul buku/novel : Sen v7eo.
  • j46tua7zkj.pages.dev/118
  • j46tua7zkj.pages.dev/283
  • j46tua7zkj.pages.dev/390
  • j46tua7zkj.pages.dev/22
  • j46tua7zkj.pages.dev/111
  • j46tua7zkj.pages.dev/259
  • j46tua7zkj.pages.dev/95
  • j46tua7zkj.pages.dev/351
  • resensi novel senja hujan dan cerita yang telah usai