BESITANG Waspada Proyek pembangunan jalur kereta api Trans Sumatera Medan-Aceh berjalan lamban. Mega proyek yang menelan investasi super besar ini dibangun tahun 2017, tapi sudah hampir 5 tahun berjalan, proyek ini belum juga rampung. Awalnya, proyek strategis nasional ini ditargetkan selesai tahun 2020. Tapi nyatanya, sudah hampir mendekati penghujung tahun 2021, proyek belum juga rampung, malah di sejumlah spot titik, bangunan RW retaining wall banyak yang miring dan terancam roboh. Pangamatan di lapangan, Selasa 16/11, sampai kini, sebagian besi rel serta bantalan beton di lintasan Kel. Bukitkubu, Kec. Besitang, belum juga terpasang. Begitu juga jembatan yang menyeberangi sungai Besitang, hingga kini masih jauh dari kata rampung. Sementara, khusus di lokasi proyek BSL-10, proses perbaikan RW yang terancam roboh terkesan berjalan sangat lamban. Dinding tembok beton penahanan tanah yang kondisinya miring diperkirakan sepanjang ratusan meter belum selesai diperbaki. Kini, pihak kontraktor masih melakukan upaya pengerukan kembali tanah timbun di ujung jembatan fly over di kawasan Simpang Lima, Kel. Pekan Besitang. Sementara, dinding RW masih tampak miring dan belum diperbaiki. Pergeseran dinding RW ini berdampak pada bangunan rumah warga. Belasan bangunan rumah warga rusak berat akibat amblasnya tanah di lokasi RW. Pada 31 Maret lalu, Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah II mengadakan pertemuan dengan warga yang terdampak. Kepling, Sukardi, pada pertemuan tersebut meminta kepastian dari Balai Perkeretaapian terkait pembayaran ganti rugi kepada warga yang terdampak. Warga menuntut kepastian realisasi pembayaran ganti rugi dari PT KAI. Melan, salah seorang warga yang terdampak pembangunan RW saat dihubungi mengatakan, sampai kini belum ada realisasi ganti rugi dari pihak PT KAI. “Hingga kini belum ada kepastian tentang ganti rugi,” kata pria berkumis tebal itu. PPK Wilayah II Balai Teknik Perkerataapian Kementerian Perhubungan Wilayah Sumatera Bagian Utara, Hilman Hartono, ketika itu di hadapan warga menyampaikan, dampak yang dialami warga akibat kondisi tanah ada yang tidak stabil. “Ada kondisi tanah yang tidak stabil sehingga terjadi pergeseran dan ini sudah diidentifikasi. Bukan kami lamban menangani, tapi kami masih menunggu identifikasi dari tenaga ahli,” ujarnya. a10
PemerintahKota Medan, Sumatera Utara, menginstruksikan organisasi perangkat daerah terkait dan pihak kecamatan segera menormalisasi drainase untuk mencegah banjir akibat hujan deras."Dinas PU
Sebagai contoh, sebut saja Bandar Udara Kualanamu sebagai yang pertama kali mengintegrasikan bandara dengan jalur kereta api di Indonesia. Bandara ini juga merupakan bandara terbesar ketiga di Indonesia, setelah Soekarno–Hatta Jakarta dan bandara baru Kertajati di Majalengka, Jawa Barat. Untuk infrastruktur jalan ada Jalan Tol Belawan–Medan–Tanjung Morawa yang disingkat jadi Jalan Tol Belmera. Jalan tol ini mulai beroperasi pada 1986 yang membentang sejauh 34 kilometer. Jalan tol ini menghubungkan Pelabuhan Belawan ke Medan dan Tanjung Morawa. Saat ini juga ada banyak proyek infrastruktur di ibu kota provinsi Sumatera Utara ini yang sedang dikerjakan. Termasuk didalamnya proyek Jalan Tol Trans Sumatera. Jaringan jalan tol sepanjang km yang nantinya akan menghubungkan kota-kota di Pulau Sumatera, mulai dari Lampung hingga Aceh. Beberapa proyek infrastruktur Medan ini bahkan ditargetkan selesai dan bisa dioperasikan tahun ini sehingga bisa digunakan saat arus mudik lebaran. Di antaranya seperti Jalan Tol Medan – Binjai ini diharapkan dapat membagi beban kendaraan dengan Jalan Medan-Binjai yang merupakan salah satu ruas terpadat pada Jalan Raya Lintas Sumatera. Jalan Tol Medan-Binjai adalah bagian dari jalan tol Trans Sumatera sepanjang 16,8 km yang menghubungkan Medan dengan Binjai. Meski sudah diresmikan Presiden Joko Widodo sejak tahun 2017, namun belum seluruh ruas jalan tol tersebut bisa dilalui karena masih terkendala teknis. Jalan tol ini diharapkan dapat membagi beban kendaraan dengan Jalan Medan-Binjai yang merupakan salah satu ruas terpadat pada Jalan Raya Lintas Sumatera yang menghubungkan kota ini dengan Banda Aceh. Ruas tol ini direncanakan akan menyambung dengan Jalan Tol Belmera di sekitar pintu tol Tanjung Mulia, lalu menyusuri kawasan Medan Helvetia, Sei Semayang, dan sampai ke jalan lingkar luar kota Binjai sebagai titik akhir. Infrastruktur Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi Jalan tol sepanjang 61,80 km ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera dan terhubung dengan Jalan Tol Belmera. Jalan tol ini menghubungkan Medan dengan Tebing Tinggi, serta Bandar Udara Internasional Kualanamu. Jalan tol sepanjang 61,80 km ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera dan terhubung dengan Jalan Tol Belmera. Dalam pembangunannya, jalan tol ini terbagi dalam dua seksi, yaitu Seksi I Medan-Perbarakan-Kualanamu sepanjang 17,80 km dan Seksi II Perbarakan-Tebing Tinggi sepanjang 44 km. Jalan tol ini memiliki 2×2 lajur pada tahap awal dan 2×3 lajur pada tahap akhir dengan kecepatan rencana 100 km/jam. Ruas Parbarakan-Sei Rampah sepanjang 41,7 kilometer telah resmi beroperasi pada 2017, begitupun ruas Tanjung Morawa ke Kualanamu. Dan untuk ruas Sei Rampah hingga Tebing Tinggi baru saja dibuka pada 25 Maret 2019 ini. Jadi mau cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya lewat Area Insider. Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Sayajuga berharap developer lain melakukan strategi-strategi yang memberikan kemudahan pada konsumen," tutur Nixon. Graha Laras Sentul merupakan kawasan perumahan yang dikembangkan PT KAS di atas lahan seluas 18 hektare. Saat ini proyek tersebut sedang fokus memasarkan klaster London seluas 2 hektare dengan jumlah unit sebanyak 217 rumah.